Navigation List

INSTING DAN MINDSET WAJIB PEMAIN LOVEBIRD PART 2

INSTING DAN MINDSET WAJIB PEMAIN LOVEBIRD PART 2

Jadi baiknya memang kita harus berpikiran terbuka tapi juga harus menimbang setiap info yang kita dapat. Cara gampangnya sih berpikiran fleksibel. Dapat ilmu baru ya dipelajarin tapi harus dipikir dampak ke burung masing-masing dan ga gampang tergiur dengan iming iming burung rajin bunyi. Yang macet jadi gacor. Yg nakal jadi tenang. Tadinya sering kondangan sekarang jadi sering naik podium.

Ada sedikit yg menarik perhatian saya akhir akhir ini. Ya ini berkaitan dengan tiap ilmu yg selalu booming silih berganti. Setiap booming selalu diikuti dengan banyaknya orang yang pajang piagam hasil ilmu tersebut. Polanya adalah beberapa orang akan memajang hasil kerja burungnya dengan menggunakan suatu metode yg lagi booming itu sambil berkata "tetap stabil". Dan tau yang dipamerkan berapa piagam dan brp thropy? Kebanyakan ga ada 50an. 20an juga ga ada sepanjang pengamatan saya. Padahal para pemain besar setau saya cukup hati hati bilang "stabil" bahkan ga pernah. Yang bilang stabil biasanya media yang meliputnya. Menurut saya sendiri stabil lebih mengacu pada kata sempurna dalam performa. Dan pemain besar paham betul walau settingan sama tiap minggu hasil selalu berbeda. Mungkin tetap naik podium tapi poin biasanya naik turun. Dan mereka kebanyakan punya thropy dan piagam yg terlalu banyak untuk dipamerkan tapi ya kadang disimpen buat dokumentasi pribadi hehe..

Oke kembali ke topik tentang insting bermain lb. Sedikit bermain rumus nih. Jadi bagaimana insting itu bekerja? Anggaplah menang lomba dan naik podium itu HOKI. Lalu bagaimana caranya biar bisa hoki? Inget rumus ini baik baik. HOKI = KESEMPATAN + KESIAPAN Jadi jika kita selalu siap dalam segala kesempatan yang datang. ya saat itulah hoki selalu dekat dengan kita. Lalu letak instingnya dimana? Insting ada pada kesiapan. Sedangkan minset itu di kesempatan. Untuk lebih simpelnya gini.

misal 1 minggu lagi kita ada lomba gede. (Mindset) = Pasti kita berpikir disana bakalan banyak burung2 hebat yang bermain nah ini kesempatan buat latih mental LB kita. Bonusnya siapa tau naik podium. Tapi kita harus sadar juga buat event besar burung harus disiapkan dengan baik. (Insting) = nahh disini insting akan bekerja menganalisis tentang lb kita. Gmn kondisi lb saat itu dan jika diikutkan event itu baiknya masuk kelas yg mana. Jadi bisa meminimalisir kondangan hehe. semisal ga kondisi ya brarti kita g harus memaksakan untuk tetap ikut. Kalo kamu dah tau burung ga kuat tapi tetap maksa dengan dalih siapa tau bisa masuk ya silahkan. Cuma bagi saya itu masuknya ke gambling alias judi. Ini menurut pendapat abal abal saya lho ya. Jd jangan tersinggung

Sebenarnya insting selalu terasah dalam setiap tindakan. Stop bertanya settingan burung orang. Jangan terpaku dengan setingan jantan betina. Jangan terpaku setingan warna bulu atau warna paruh. Belajar karakter memang susah. Tapi lebih susah lagi belajar karakter burung orang lain yang kita sendiri ga liat bentuk dan tingkah lakunya secara langsung. Jadi memang seharusnya kitalah yang lebih tau burung kita sendiri. Bukan orang lain. Silahkan liat grup LB tiap hari isinya itu itu terus. dari jaman majapahit sampe starwars pertanyaannya ya itu itu aja. Artinya banyak dari kita yang pengen belajar. Tapi ga mau ngerti. Niatnya sih bener belajar. Tapi dia ga beneran pengen tau apa yang dia pelajari. Sama dengan kamu pengen jadi dokter tapi ga mau mengobati. Lah kan percumah sekolahnya. Buang buang duit. Buang buang waktu kan?.

Tips kecil aja nih dalam belajar lb. Kurangi mencari solusi tanpa tau penyebabnya. Jadi sebelum kamu mencari jawaban ya kamu harus paham dulu apa yang kamu tanyakan. karena jawaban yang sebenarnya ingin kamu cari itu udah ada di pikiranmu. Seringnya Kurang sabar itu yang menutup pikiran kita.

sukses selalu Widi - Emperium LBF

Read More »

Insting dan Mindset Wajib Pemain LOVEBIRD PART 1

Insting Dan Mindset wajib Pemain LB

Apa itu insting dan apa pengaruhnya dalam dunia LB? Insting atau naluri itu seperti bakat alami yang ada pada setiap orang. Nah perbedaanya adalah masing-masing individu memiliki batasannya sendiri dalam mengasah nalurinya. Instinglah yang akan mematahkan teori-teori tertulis.

Pernah melihat atau bertemu orang atau kenalan yang pinter memilih LB di ombyokan? Bahkan tanpa berpatokan pada teori ciri-ciri LB prospek. Kalo dalam 1 kandang ada 20 ekor. Dia hanya akan mengamati sebentar dan memberikan penilaian masing masing LB. Hebatnya tebakannya sering kali benar. Pernah juga melihat orang yang selalu pandai Setting LB? Bahkan kalo ditanya settingan pasti dia bilang rawatan biasa aja. Sama seperti kebanyakan orang. Hebatnya dia tau apa yang harus dilakukan ketika LBnya dalam kondisi tertentu. Semisal kurang nyaman tangkringan. Mental drop. Lb Lapar. Birahi naik atau turun. Lb dalam kondisi stress atau tidak. Dia bisa menganalisis satu satu.

Nah peranan Insting disini berpengaruh besar karena ini membantu kita dalam merawat LB dengan baik dan benar. Jadi kemungkinan salah rawatan bisa diminimalisir. Sebenarnya Insting sendiri bisa dibentuk. Jd bukan hanya karena bakat yaa. Umumnya insting terbentuk melalui proses panjang dari pengalaman. Nah tau kan pengalaman itu berarti ga instan yaa. Harus melewati situasi dan kondisi tertentu dalam waktu yang lama.

Kalo kita baru belajar LB anggaplah 1 tahun. Disana kita pasti banyak belajar tentang dasar dasarnya dulu. Lalu di tahun kedua mulailah masing masing ilmu itu mulai terasah. Ditahun berikutnya semakin banyak ilmu yang di dapat dan bertambahnya wawasan, kita akan lebih paham menganalisa karakter lb. Begitu seterusnya, Jadi semakin lama harusnya semakin pintar. Bisa karena biasa.

Lalu apa hubungannya dengan mindset? Mindset atau pola pikir itu berpengaruh besar terhadap proses pembentukan insting atau naluri diatas. Mindset sendiri simpelnya dibagi dua. Terbuka dan tertutup. Nah mari kita bahas satu satu dampak positif dan negatifnya pola pikir terbuka itu berarti kita membuka pikiran kita terhadap hal baru. Artinya dia suka dengan info info baru dan selalu penasaran dengan apapun yang menarik perhatiannya. Ini bisa jadi bagus karena orang dengan tipe ini selalu "welcome" dengan apapun yang sekiranya akan membuat dia berkembang. Nah sisi negatifnya adalah ada sebagian kecil dalam dirinya yang terlalu labil. Artinya pendiriannya gampang goyah. Contoh kecil aja. Dia punya burung udah bagus nih. Dah jalan juga di lomba2. Tapi dia selalu kurang puas dengan performanya. Yahh maklumin aja namanya manusia pasti ga pernah puas. Lalu dia dapat info melalui rawatan A ditambah ramuan B hasilnya burung bakalan moncer dan rajin bunyi. Lalu mulailah dia mencoba2 rawatan dan ramuan itu. Tapi hasilnya malah burung yang tadinya sudah enak mainnya malah jadi nakal ga karuan dan OB karena stress. Lalu dia dapat info lagi. Rawatan C ditambah ramuan D bisa mengatasi burung stress dan OB. Lalu dicobalah lagi. hasilnya burung makin ga karuan. cerita kaya gini kalo dilanjutkan ga ada abisnya. Di indonesia sendiri para pemain LB masih banyak yang seperti ini. Dan ini biasanya terjadi pada pemain baru yang mulai mencoba masuk ke dunia LB. Coba ini coba itu. Tanya sana tanya sini. Selalu kurang puas dengan LB yg dimiliki.

Selanjutnya ada pola pikir tertutup. Orang dengan tipe ini lebih suka belajar karakter LBnya sendiri tanpa terpengaruh bisikan kata kata "moncer/konslet" jadi pendiriannya kuat nih. Dia yakin belajar karakter burung itu kunci menampilkan LB di lapangan. Ini bisa jadi bagus karena dia terfokus dalam merawat LB sesuai karakter masing masing. Tanpa tergoda apa yg lagi booming dalam suatu grup. Misal sekarang lg marak soal lb konslet. Dia mah ga terlalu ambil pusing pengen coba2. Kelemahan pada tipe ini biasanya memang butuh waktu lama karena dia belajar satu satu dan cenderung menutup diri dari informasi yang mungkin dia butuhkan.

Bersambung part 2...

Read More »

Khasiat Blimbing Wuluh untuk Lovebird Tambah Ngekek



Selamat pagi sobat kangjo mania, bagaimana kabarnya nih, lama tak jumpa,Semoga tetap di berikan Kesehatan dan Kelancaran  Rizkinya, aga r tetap bisa berkumpul dengan keluarga tercinta maupun Lovebird tercinta ahahhaa...

Disini Kangjo mania akan share tentang Khasiat Blimbing Wuluh untuk memecah,melancarkan pernafasan,dan juga suara Lovebird sobat Kangjo Mania.Siapa sih yang LBnya tidak ingin menang saat gantangan,lomba ataupun match friendly dengan LB teman-teman Kangjo ? Pasti dong para pencinta LB sangat mengharapkan itu,Tanpa bercincong-cincong lagi,,wkwkw..Kangjo share nih,Hasil racikan dapat dari wangsit semalam..

Yaitu " JAMU GELIS NEMBAK ALA BLIMBING WULUH"
edun,alay bahasanya wkwkw.,..



Bahan - bahan:
-Blimbing wuluh 3 biji
-Daun bentis muda1 biji
-Daun suruh temu ros 1 biji
-Kencur 1 sebesar jari kelingking
-Air 3 gelas kecil


Cara Penyajian Pada Lovebird
(Semua bahan dimasak dengan api kecil 10-15menit)
Ambil sari airnya untuk minum harian lovebird, malam ganti air minumnya dengan air bersih murni
*Lakukan secara rutin, jangan kaget jika hasilnya lovebird anda jadi lebih sehat, riang dan rajin ngekek panjang
Mari share biar rekan yang lain tahu


Berbagi itu indah...

Sekian dan terima kasih,, slaam ngekek mania Sobat Kangjo :D
Read More »

Ssharing Tentang Ciri - Ciri LoveBird FIghter dan Penanganannya




By Konslet Kejer BirdClub

Ngopi santai sore hari... Sambil belajar..
Saya udah dapat efek nganggur di kandang.. Saya kira lebih pantas buat di bagi dan diteruskan...

Abaikan bila tidak penting...
Tetap tengak hitam nya kopi!!
Fokus berkeringat dan abaikan isi dompet..
Apalagi memenuhi hati dengan kebencian..
Buat santai.. Nikmati proses nya.. ndoro!!

Hasil Evaluasi Sekian lama, baru sempat di dokumentasi kan. Karena saya selalu yakin bahwa ilmu bisa di patenkan..
Minimal nya mudah di pahami...

Fighter! Yang berarti tidak mudah menerima keberadaan mahkluk lain. Sebab alam atau pemilik/orang tua tidak mengajarkan menerima
Keberadaan sesuatu yang sekira nya menggangu/mengusik.

Terlepas dari faktor terlatih/terbiasa di gantang,
Kondisi fit (stamina dan power terjaga),birahi stabil (tidak kepo/penasaran dan OB)...
Itulah kenapa syarat burung kerja di gantang adalah fighter yang bulat. Dengan minimal itu kemungkinan latah dan di anggap konser ada.

Dan kenapa burung dirumah suka php kalau di gantang. Ada salah satu sebabnya adalah hilang fighter akibat jenuh/hilang mood (sebab sering di bawa gantang,kelamaan dirumah, sering kesetting ekstrim dan bahkan stres faktor di krodong dan gangguan burung lain dirumah).

Hilang fighter!! Bisa sebab ada nya burung tipikal pengganggu yang berada di satu rumah (yang utama nya bukan tipikal fighter yang bisa di jadikan mentor,tapi justru mengajarkan birahi). Bisa juga disebab kan sering nya ketemu sama gaco lain yang berbeda jenis (yang ketika kita gantang burung kita dalam kondisi tidak fit dan hilang fokus buat fighter), tentu nya justru burung cenderung mengenal birahi/kepo (penasaran) yang sibuk mengejar mencari teman bukan fighter melawan. Contoh
Diam (mlongo), loncat (sibuk cari teman), mlafon dan nebok (sebab kesal dan di akhir i dengan sibuk bermain).

Ada istilah birahi stabil yang tentu nya syarat burung dalam kondisi siap. Meskipun lelah pun tidak menyurutkan niat siburung buat konser..
Itulah kenapa masa kejayaan burung selalu ada waktu nya. Tidak mungkin burung bisa abadi dari birahi dan konsisten fighter. Apalagi masa bulu pada burung selalu ada tiap tahun nya. Yang berarti burung selalu punya masa dimana burung tidak fit,yang akhir nya bisa mengenal fokus lain selain fighter. Termasuk birahi!!

Kita bisa saja mengupayakan buat burung minimal nya pulih dari birahi, Tapi bukan kembalikan cerita seperti hebat nya masa lalu..

Kembalikan fokus pada burung fighter yang;
1- Mengenal birahi. =Alihkan fokus burung!!
Harian di asingkan (bukan berarti di biarkan di satu tempat (24 jam). Usahakan di bawa pindah minimal 3-4 kali dalam sehari. Tetap usahakan ketemu burung meski dengan jarak jauh (bukan di track). Rawatan; mandi malam (cek kejiwaan dulu). Wajib bila burung menerima. Untuk mengetahui burung butuh mandi, semprot ring kandang dengan sengaja memercikan pantulan air ke burung, bila mana burung suka. Silahakan lanjut. Bila menghindar/lari. Tanda burung disertai stres (bisa sebab mabung dll). Jangan pakasa buring untuk mandi. Bila pagi dijemur cukup kasih cepuk besar/bak mandi. Makan milet putih. Untuk menaikan bergantung Ef bician yg dia sukai.
2- Birahi. = Buang sifat jinak nya.
Burung birahi biasa nya kebanyakan sudah jinak. Faktor kedekatan pemilik yang akhir nya menambah sifat birahi,karena terbatas nya aktifitas. Yang berujung jenuh dan memberi birahi.. Ada kasus lain burung pasangan induk dalam bok kotak selalu bersifat gipan (giras mapan). Kalau kategori giras/liar hanya cocok di koloni. Karena sifat kedap akan mengganggu kelangsungan pembudidayaan...
Kembali ke Birahi! Harian nya di asingka. Minimal nya di taruh di bok kotak. Fokus kita untuk mengembalikan sifat alam nya,yang bertujuan tidak jinak. Rawatan sehari di kandang kotak dua hari di kandang kapsul. Dengan aktifitas mandi malam waktu di kandang kapsul saja.
3- Over birahi. = Fokus pemulihan.
Sudah sering saya praktekan. Kalau burung over birahi adalah burung yang sudah sengaja membunuh potensi nya sendiri,sebab sudah tidak terkendali dalam birahi nya. Meski kita sebagai.pemilik sudah berusaha mengenalkan birahi. Tapi masih saja terjadi,meski tanpa sebab datang birahi dari mana.. Pengalaman karena burung memang punya masa dan dalam riwayat jahat/fighter yang sudaha dilalui.. Masa burung mempunyi sifat jahat ternyata ada batas nya... Yang saya dapat, kasus ini terjadi memang karena sering nya ketemu burung dengan karakter mengenalkan birahi, bisa sebab dirumah bahkan si gantangan...
Harian burung terpisah dengan fasilitas untuk mediasi menurunkan birahi. Seperti kayu gigitan dll. Dengan aktifitas membuang birahi seperti mansi malam,jemur agak lama. Dan mengurangi takaran menu makanan..
Untuk benar membuang over birahi burung, tak lain dengan menyatukannya dengan berbeda pasangan. Syarat nya sama sama burung fighter. Karena kalau hanya dengan burung sayur itu di namakan di untul (berhasil dalam mengembalikan fighter,tapi tidak membuang birahi). Kalau dengan berbeda jenis kelamian/di siapkan, birahi si burung minimal nya sedikit terbuang. Pengarian ini bisa di bilang duet/pasang gaco birahi. Yang di ketemukan di tiga hari sekali. Karena pengalaman saya sering sukses. Tapi lambat laun batas birahi burung akan memuncak. Ujung ujung nya pasti menjadi papa mama. Tapi paling tidak usaha kita tetap ada manfaat nya.....

Nb- Saya selalu berusaha bijak, Untuk tidak memasukan produk saya sendiri yaitu Konslet Kejer untuk menjadi solusi.. Karena sudah jelas, produk apapun itu kalau kita susah paham memahami mau nya burung kita, Sama saja kita belajar sulapan... Bijak lah menyikapi kampanye dengan embel embel progam atau dikemas dengan kemasan sebagus apapun...

Karena tanpa ada tanggung jawab si penjual,
Lebih baik saya saran kan pakai milet putih kiloan beli di pasar dan air kran saja...
Lebih aman diburung dan aman di katai pakai doping kalau nanti juara... hehehe

Ingat akun Begal Trophy adalah peracik, yang juga gila gantang. Kalau masalah produk tanya saja ke agen saja. Jangan pernah benci saya, karena bisa jadi ini jatah saya.. Bisa mungkin esok giliran anda.... Semoga berkah!! Amiin........
Read More »

Cerita Renungan - Pohon Iman



Keimanan yang kokoh menjadi perisai bagi setiap muslim. Dan hal ini hendaknya menjadi sebuah kelaziman. Sehingga keimanan itu betul-betul bak perisai kuat untuk menahan lajunya serangan musuh yang senantiasa datang silih berganti. Perisai ini wajib selalu berada di tangan setiap muslim. Ia tak boleh lepas sekejappun. Apalagi hilang, tak berketentuan arah. Keimanan yang diumpamakan perisai itu berawal dari kekuatan tauhid yang tertanam dalam sanubarinya. Tauhid yang kuat dan bersih dari berbagai penyimpang. Ia diasaskan dari kalimat yang baik (kalimatun thayyibah) yang terikat dalam jiwanya. Kalimat yang baik dari kekuatan tauhid ini lantaran persaksian dan komitmen loyalitasnya pada Sang Maha Perkasa.

‘Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim: 24-25).
Pohon ini tiada duanya di muka bumi ini. Ia tumbuh subur dan berkembang pesat dan mampu melawan serangan hama dan penyakit. Sehingga ia menghasilkan buah yang tak pernah henti. Malah menumbuhkan pohon-pohon lainnya. Itulah pohon keimanan.
Disebut Syajaratul Iman (Pohon Keimanan) lantaran keimanan yang kokoh laksana sebuah pohon yang selalu memberikan manfaat yang amat banyak. Buahnya dapat dikonsumsi oleh setiap makhluk yang menginginkannya. Dahannya dapat menjadi sarang serta tempat bertengger burung-burung. Daunnya yang lebat menjadi tempat berteduh musafir yang lewat dan akarnya menyimpan persediaan air untuk bumi yang tandus. Inilah pohon keimanan yang dijelaskan oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyah.
Beliau mengatakan, “Sesungguhnya Allah swt. menyerupakan pohon iman yang bersemi dalam hati dengan pohon yang baik. Akarnya menghunjam ke bumi dengan kokoh dan cabangnya menjulang tinggi ke langit. Pohon itu terus menerus mengeluarkan buah setiap musim. Jika engkau renungkan perumpamaan ini tentulah engkau menjumpainya cocok dengan pohon iman yang telah mengakar kokoh ke dalam di dalam hatinya. Sedang cabangnya berupa amal-amal shalih yang menjulang ke langit. Pohon itu terus menerus mengeluarkan hasilnya berupa amal shalih di setiap saat menurut kadar kekokohannya di dalam hati. Kecintaan, keikhlasan dalam beramal, pengetahuan tentang hakikat serta penjagaan hati terhadap hak-haknya.”

Di antara para ulama penafsir Al-Qur’an, mereka berpandangan bahwa yang dimaksud dengan pohon yang baik itu adalah pohon kurma. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits riwayat Ibnu Umar r.a. Dalam kitab shahih Ar Rabi’ Ibnu Anas mengatakan bahwa orang mukmin itu pokok amalnya menghunjam ke bumi sedang buah amalnya menuju langit lantaran keikhlasannya dalam beramal. Ibnul Qayyim mengatakan, “Tidak ada perbedaan di antara ke dua pendapat itu karena makna yang dimaksud tamsil ini adalah sosok orang mukmin sejati. Sedang pohon kurma adalah sebagai gambaran yang menyerupainya dan dari diri orang mukminlah sebagai sosok yang diserupakannya.”
Pohon-pohon keimanan ini tumbuh dan berkembang bahkan menumbuhkan pohon lainnya. Syaikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid dalam kitabnya Ar Raqa’iq menggambarkan bahwa pohon-pohon itu bak laksana kumpulan tanaman taman nan indah. Setiap orang yang melihat pasti ingin berteduh di dalamnya. Setiap melihat buah mesti tangan ingin menjamahnya. Pokoknya taman itu amat menarik hati. Pohon-pohon yang tumbuh di taman nan menawan itu adalah:
1. Syajaratut Tha’ah (Pohon Ketaatan)
Dari tempat kamu berteduh di bawah pohon iman itu kamu dapat mencium aroma wewangian bunga yang semerbak di dekatnya. Itu bersumber dari sebuah pohon yang disebut sajaratut tha’ah, yakni pohon ketaatan. Ia menjadi saksi terhadap keridhaan Allah saat dilimpahkan di hari turunnya ayat berikut:

“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (Al-Fath: 18)

Orang yang berteduh di masa sekarang akan senantiasa mendapatkan ketenangan hati dan tidak mudah goyah karena faktor terhalangnya mendapatkan sesuatu atau tertinggal olehnya. Ia tetap tabah menunggu kemenangan yang akan diraihnya. Ia juga berada dalam arus gerakan Islam untuk selalu menunaikan tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Ia setia dengan beban yang terpikul di pundaknya. Dengan sikap itu ia mampu meruntuhkan mercusuar kesesatan. Sedang ia telah menyatakan janji setia kepada Islam untuk mati sebagai tebusannya. Pohon ketaatan ini bersumber pada akar pengabdian yang utuh pada Sang Maha Pencipta. Sudah semestinya pohon ketaatan itu tumbuh subur di hati setiap muslim.

2. Syajaratut Tirhab (Pohon Penyambutan)
Pohon ini dinamakan pohon penyambutan. Ini untuk menyambut mereka-mereka yang sedang berjuang untuk mempertaruhkan hidupnya agar meraih kemuliaan di sisi Rabbnya. Jika Allah memilih untuk menimpakan musibah kepadamu sebagai jalan untuk meraih anugerah keridhaan-Nya. Dan kamu pun mengalami cobaan berat hingga memaksamu berlindung di bawah Syajaratut Tirhab, pohon penyambutan. Ini dilakukan untuk mencari ketenangan di bawah naungannya seraya menggerakkan pokoknya agar melimpahkan sebahagian dari berkahnya kepadamu. Dan engkau melakukan sikap sebagaimana yang dilakukan Ibunda Maryam a.s. Ketika bumi terasa sempit olehnya. Maka terdengarlah suara yang menyeru kepadanya:
“Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.” (Maryam: 25-26)
Maka engkau mendapat makan dari buahnya yang telah masak dengan rasa puas tanpa berlebihan. Di sana engkau beroleh minuman yang segar dari sungai kecil yang mengalir di hadapanmu dengan mencidukkan kedua tanganmu kepadanya tanpa harus bersusah payah. Pohon ini berdiri pada pokoknya yakni kecintaan untuk menghariba kepada Rabbul Izzati. Dengan penuh ketaqwaan dan keyakinan akan perjumpaannya. Bagi seorang muslim sejati mendekatkan diri untuk menghariba kepada Allah swt. menjadi keharusan. Agar ia senantiasa dalam kondisinya yang prima. Tidak lapar dan tidak pula kehausan. Ia dapat memenuhi hak dan kebutuhan hidupnya dalam memperjuangkan ajaran-Nya.

3. Syajaratul Wafa’ (Pohon Kesetiaan)
Kesetiaan adalah tanda kecintaan. Dan kecintaan merupakan prasyarat dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan kecintaannya. Nabi Muhammad saw. mempunyai tanaman sendiri sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits, bahwa banyak pohon yang menyaksikan beberapa peristiwa dari perjalanan hidupnya yang mulia. Sebagai isyarat yang menunjukkan adanya hubungan ini. Terkadang sebagai gambaran untuk menyadarkan orang yang lalai. Di antaranya adalah syajaratul wafa’, pohon kesetiaan. Sebagai tanda adanya komunikasi di antara ruh-ruh yang selalu ingat. Pohon ini dapat mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada yang berhak menerimanya serta mengakui kebaikan yang diberikannya.
Ia adalah batang pohon kurma yang merintih saat ditingalkan. Jabir bin Abdullah r.a. meriwayatkan, “Dahulu ada sebatang pohon kurma yang digunakan oleh Nabi saw. untuk pijakan tempat berdirinya. Setelah dibuatkan mimbar untuk Nabi, kami mendengar dari batang kurma itu suara rintihan seperti rintihan unta yang sedang hamil besar. Hingga Nabi saw. turun dari mimbarnya lalu meletakkan tangannya pada batang itu barulah batang pohon itu diam.”
Batang pohon itu mengeluarkan suara rintihan seperti rintihan unta betina hamil besar. Peristiwa ini merupakan salah satu mukjizat Nabi saw. Sebatang pohon yang diberikan penghormatan kepadanya lalu ia membalasnya. Manakala ditinggalkan, ia merasa sedih sehingga kesedihannya itu melahirkan suara rintihan. Sekarang tiada seorangpun di antara kita melainkan di rumahnya terdapat kitab hadits. Seakan-akan Nabi saw. berdiri di hadapannya mengajarkan urusan agama dan mengajarinya hukum-hukum syariat Islam. Maka sudah selayaknya bagi manusia seperti kita berterima kasih dan membalasinya dengan ketaatan dan kesetiaan pada ajaran yang dibawanya.
Kita telah mendapatkan pelajaran yang amat bagus dari sebatang pohon kurma. Maka kita sebenarnya yang amat patut melakukan hal itu dan menterjemahkannya dalam sikap kita terhadap dakwah dan ajaran ini. Sepatutnya kita pun para muslim merintih karena tidak dapat berbuat banyak untuk memberikan kontribusi untuk kejayaan Islam sebagaimana orang-orang yang disebutkan Allah swt. dalam kitab-Nya. “Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”, lalu mereka kembali, sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.” (At-Taubah: 92).

4. Syajaratut Tsabat (Pohon Keteguhan)
Keteguhan menjadi hal yang amat urgen dalam mengemban amanah mulia. Karena godaan dan rintangan akan selalu dating silih berganti. Karena itu bagi seorang muslim sejati ia amat memerlukan pohon keteguhan. Engkau dapat berlindung dibawahnya di hari manusia berpecah belah karena kecenderungannya yang berbeda-beda. Engkau mencari selamat dengan meninggalkan semua golongan yang berpecah belah itu. ‘Sekalipun engkau harus menggigit akar pohon (yakni berpegang teguh pada prinsip meskipun hidup menderita).”
Oleh karena itu berlindunglah pada pohon keteguhan ini untuk menggeraskan gigitannya. Seandainya engkau bayangkan keadaan yang sebenarnya tentulah hatimu menjadi ragu dan bergetar penuh kecemasan. Antara perasaan takut bila pegangannya mengendur lalu terbawa arus dan harapan untuk tetap bertahan demi mencapai keselamatan.
Akantetapi saripati cairan yang dikeluarkan oleh pohon itu membuat kamu segar karena mendapat minuman darinya. Sedang manusia saat itu menjulurkan lidahnya karena kehausan. Tenggorokanmu basah lagi sejuk, sehingga menambah keras gigitanmu terhadapnya, seakan-akan kamu menghisap keteguhan dan kekokohan darinya bagaikan bayi lapar yang sedang menyusu. Pohon keteguhan ini juga menjadi alat Bantu untuk menghadapi cobaan dan ujian komitmen dari berbagai rayuan dunia yang memikat. Dari pohon itu seorang muslim tidak akan goyah karena daya tarik material duniawi yang fana.
Ia tidak seperti orang-orang yang lalai dari kesetiaannya karena tergoda oleh ikan-ikan yang bermunculan pada saat mereka harus menunaikan komitmen itu. “Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada disekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (Al-A’raf: 163).

5. Syajaratul Unsi (Pohon Penghibur)
Pohon ini menjadi penghiburmu di saat kamu sendirian dan kelembabannya meringankan (membasahi) keringnya kesalahanmu. Pohon ini ditanam oleh Nabi saw. Saat beliau melalui dua kuburan yang sedang diadzab. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Nabi saw. Beliau mengambil sebatang pelepah kurma yang masih basah. Dan membelahnya menjadi dua bagian lalu menancapkan kepada masing-masing dari kedua kuburan itu satu bagian. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau lakukan itu?” Rasulullah saw. menjawab, “Mudah-mudahan adzab diringankan dari keduanya selama kedua pelepah ini belum mengering.”
Buraidah Al Aslami r.a. memahami hal itu sebagai tuntutan yang dianjurkan. Oleh karena itu ia berwasiat agar ditancapkan di atas kuburannya nanti dua batang pelepah kurma. Orang-orang pun mengikuti jejaknya dalam hal ini.
Ada kalanya kita tidak dapat terlepas dari dosa-dosa kecil yang mencemari keikhlasan amal kita atau dari keterpaksaan mengejar sisa-sisa yang ada di tangan ahli dunia dari harta yang memperdayakannya. Yang biasa dibarengi dengan begadang yang merusak kesehatan dan dirundung oleh kegelisahan yang membuat diri kita tidak dapat tidur. Sehingga tubuh ini menjadi lemah untuk persiapan kerja di pagi hari. Barangkali dengan meluangkan waktu sejenak untuk berteduh di bawah pohon ini agar dapat meringankan beban hidupmu.
Tentu hiburan bagi seorang muslim sejati bukanlah dengan lantunan nasyid-nasyid dengan iringan bunyi musiknya atau juga bukan dengan tontonan yang melalaikannya. Akan tetapi hiburannya melalui dengan mengenang sejarah kehidupan umat terdahulu yang diabadikan kebaikannya serta mengingat akan janji balasan yang akan diberikan Allah swt. pada orang-orang yang beriman. Sehingga dapat menggambarkan kenangan indah di hatinya akan kehidupan orang-orang yang telah berada di negeri cahaya yang penuh berkah.

6. Syajaratul Mufashalah (Pohon Pemisahan)
Pohon pemisahan ini menjadi saksi tentang sempurnanya akan kebersihan sarana yang digunakan oleh seorang muslim dalam mencapai tujuannya yang bersih. Demikian itu terjadi ketika ada seorang musyrik yang ingin bergabung memberikan bala bantuan kepada pasukan kaum muslimin dalam perjalanannya menuju medan Perang Badar. Orang musyrik itu memberikan bala bantuan atas dasar fanatisme golongan untuk membela kaumnya. Ketika pasukan kaum muslimin sampai di sebuah pohon besar yang menjadi rambu jalan sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat ‘Aisyah r.a.. Lalu orang musyrik itu hendak bergabung. Maka Nabi menoleh kepadanya dan mengatakan, “Kembalilah kamu, aku tidak meminta bantuan dari orang musyrik.”
Maka ketetapan ini terus berlaku sebagai prinsip yang tidak pernah ada pengecualiannya. Kecuali hanya dalam kejadian-kejadian yang terbatas dan langka. Oleh karena itu prinsip ini tetap menjadi pijakan dalam amal dakwah kita agar tidak mengemis meminta-minta balas bantuan dari orang yang memusuhi dakwah. Apalagi potensi yang dimiliki umat masih melimpah ruah untuk didayagunakan.

7. Syajaratul Istighfar (Pohon Meminta Ampunan)
Pohon istighfar berupa pohon anggur yang banyak buahnya. Apabila ada seorang tamu yang mampir ke rumah pemiliknya, maka ia akan memetik setangkai buah itu lalu disodorkan kepadanya untuk mencicipinya. Setelah itu tentu sesorang yang bertandang itu akan merasakan kepuasan yang teramat sangat. Kemudian pada hari yang lain. Isteri pemilik kebun anggur itu mengatakan kepada suaminya, “Cara seperti itu tidak etis kepada tamu, sebaiknya engkau ikut memakan separuh jamuanmu guna menyenangkan hatinya dan sekaligus sebagai penghormatan padanya.”
Suaminnya menjawab, “Besok aku akan lakukan hal itu.” Keesokan harinya, setelah tamunya memakan separuh hidangan yang disajikan kepadanya, lalu lelaki pemilik kebun itu ikut serta memakannya. Tatkala ia mencicipinya terasa anggur itu masam dan tidak enak untuk dimakannya, ia pun meludahkannya dan mengernyitkan kedua alisnya keheranan atas kesabaran tamunya yang mau merasakan buah seperti itu. Namun tamu itupun menjawabnya, “Sesungguhnya aku telah memakan buah ini dari tanganmu sebelumnya selama beberapa hari dengan rasa manis, tetapi sekarang ini aku tidak suka memperlihatkan kepadamu rasa tidak enak pada buah ini sehingga membuatmu menyesali pemberianmu yang lalu.”
Apa yang disebutkan di atas ini bukanlah kisah ngawur melainkan sebagai tamsil perumpamaan yyang dibuat untuk para muslimin yang ingin Islam jaya di muka bumi ini. Karena itu dengarkanlah baik-baik. Hal ini merupakan ungkapan kisah yang dijabarkan kepadamu untuk mendekatkan kepahamanmu kepadanya agar mudah kamu cerna.
Tidak seorangpun di antara orang-orang yang ada disekitarmu yang terpelihara dari kesalahan dan benar selalu adanya. Oleh karena itu jika ada saudaramu yang berbuat kekeliruan, maka janganlah kekeliruannya itu mendorongmu untuk mendiamkannya tidak mau bergaul lagi dengannya. Tidak sabar terhadapnya atau mendiskreditkannya. Bahkan jangan pula kamu mencelanya, melainkan bersabarlah kepadanya.
Dan tahanlah emosimu. Dan kamu harus memaafkannya dalam hatimu karena mengingat kebaikannya yang terdahulu dan perilakunya yang baik dan penghormatannya kepadamu. Karena barangkali dia dapat membantumu untuk bertaubat atau menolongmu saat kamu belajar sebagai pelayan pendamping atau teman begadangmu atau dia mengajarkan kepadamu suatu bidang pengetahuan yang diajarkan Allah kepadanya dan hal-hal baru yang belum kamu ketahui.

8. Syajaratuz Zuhud (Pohon Zuhud)
Jika engkau telah beroleh faedah dan menebarkan keadilan, maka sudah saatnya bagimu untuk membaringkan diri di bawah sebuah pohon yang ramping lagi banyak buahnya dan bunganya. Keindahannya memukau pandangan orang yang melihatnya dan membuat orang yang menikmati keindahannya berdecak kagum karena selera penanamnya begitu tinggi.
Itulah pohon zuhud. Yaitu pohon yang bersemi di dalam hati. Jenisnya lain dari yang lain. Belum pernah ada seorang pun yang menanam hal yang semisal itu sehingga terlihat sangat indah. Penanamannya menggambarkan pohon itu bagai syair berikut:
Zuhud telah menanamkan pohon dalam kalbuku 
  Sesudah membersihkannya dari bebatuan dengan susah payah
Dia menyiraminya sesudah menancapkannya ke bumi dengan air mata yang dialirkan
Manakala di melihat burung-burung perusak tanaman terbang mengelilingi pagarnya
Dia mengusirnya
Aku tidur di bawah naungan yang rindang dengan hati yang senang
Dan mengusir semua yang mengganggunya
Kemudian aku berjanji setia kepada Tuhanku
Seperti itulah Bai’atur Ridwan dilakukan di bawah pohon untuk memberikan janji setia. Rasakanlah kamu menjadi salah seorang di antara mereka yang melakukan hal itu. Dan kamu bersama di tengah-tengah mereka. Dirimu dipenuhi oleh semangat bai’at janji setia sampai mati di jalan Allah swt. demi membela ajaran ini tegak di muka bumi.

9. Syajaratul Hilm (Pohon Penyantun)
Seharusnya setiap mukmin telah memahami seni menanam pohon keimanan dan telah menanamkan pohon Kesantunan dalam dirinya. Jadilah diri Anda seperti pohon yang berbuah. Manusia melemparinya dengan batu sedang Anda melempari mereka dengan buahnya.
Sesungguhnya itu gambaran yang baik. Karena sesungguhnya kebanyakan manusia cepat cenderung kepada kejahilan sehingga mendorong mereka untuk mendustakan para penyeru kebaikan dan menyakiti mereka dengan cara batil. Seandainya seorang dai bersikap jahil seperti orang jahil itu dan membalas keburukan dengan keburukan semisal, niscaya akan lenyap dan pudarlah nilai-nilai kebajikan itu. Sebenarnya sikap yang harus diambil seorang dai adalah berlapang dada, mengharapkan pahala Allah dan memohon ampunan bagi kaum yang tidak mengerti itu.
Syaikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid menandaskan bahwa pohon keimanan itu mesti diberi pupuk dan disiraminya di setiap waktu. Dirawatnya dengan baik agar tidak dimakan hewan yang mendatanginya atau dihinggapi hama penyakit. Ia pun perlu diselamatkan dari tangan jahil manusia yang sering usil untuk memetik buahnya sebelum masanya. Ia perlu penjaganan yang ekstra agar pohon-pohon itu memberikan buahnya bagi dakwah ini. Itulah Tsamaratud Da’wah (Buah Dakwah). Yakni kader-kader dakwah yang militan yang menyediakan dirinya untuk melayani dakwah ini dan berkhidmat terus demi tegaknya ajaran ini.
Bila pertumbuhan kader ini terus tumbuh dari berbagai segmen dan usia secara seimbang, maka dakwah ini akan mengalami tingkat produktivitas yang amat tinggi. Intajiyatud Da’wah (Produktivitas Dakwah). Dengan begitu mewujudkan misi utama dakwah ini untuk mencapai perubahan nilai dan norma akan semakin terealisasikan. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya’: 107). “Dan peranglah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Al-Anfal: 39)

Sumber : www.dakwatuna.com
Tags: pohon iman
Prev: Menjadi Pribadi Yang Bersyukur
Read More »

Cerita Renungan - Tumbuhan Iman Dan Buahnya



Berbagai macam pengibaratan iman dalam diri manusia, terdahulu telah tertulis di blog ini juga tentang mahalnya sebuah akidah yang juga berbicara tentang keimanan. Pada saat ini akan ana coba mengetengahkan pandangan ana tentang tanaman iman dalam diri manusia setelah benih iman itu tumbuh kemudian tumbuh besar, berkembang dan akhirnya berbuah.
Iman pada tulisan ini saya analogikan seperti tumbuhan, apa bila benih iman tersebut telah mulai tumbuh maka keimanan itu bisa menjadi tumbuh besar atau bahkan mati tergantung yang merawat dan memelihara sang iman tersebut. Keimanan para sahabat di hidayahkan oleh Allah dengan perantara rosulnya secara langsung maka hasilnya akan lebih subur dan lebih murni ketimbang keimanan orang-orang mutaakhirin.

Abu bakar yang paling sering menemani Rosulullah memiliki keimanan yang lebih bagus dan besar ketimbang sahabat lainnya sampai rosul pernah memuji jika keimanan para sahabat itu di kumpulkan dan di timbang dengan keimanan abu bakar, niscaya iman abu bakar lebih berat. pujian ini pernah saya baca di sebuah situ tapi maaf hadis dan riwayatnya saya lupa, insya Allah jika ketemu akan saya tambahkan, kisah itu tentang pemilihan kholifah pertama setelah nabi meninggal.
Pohon setelah tumbuh besar akan memiliki batang yang kuat kemudian daun yang rindang dan akhirnya berbuah, buahnya pun akan manis ketikan buah itu masak dan dari buah itu nanti akan melahirkan bibit baru yang unggul yang akan tumbuh bila di tanam di tempat lain. Analogi ini persis dengan proses iman dalam diri manusia yang benihnya tertanam dalam hati kemudian diucapkan dalam perkataan, di apresiasikan dalam perbuatan dan kemudian di sebarkan dan di dakwahkan kepada setiap tempat yang belum tumbuh benih iman tersebut.

Bila telah tumbuh iman pada diri seseorang maka seorang yang telah subur memiliki air yang melimpah, maka layaknyalah memberikan siraman kepada sekitarnya yang kekurangna iman, hal itu bukanlah suatu kesengajaan dari masing-masing tapi akan terjadi secara alamiah, karna kodrat tumbuhan yang kekurangan iman akan bertanya atau minta siram kepada yang lebih dan yang berlebihpun tidak akan tinggal diam melihat kekurangan sekitarnya demikian disebut dalam islam sebagai tawasow bil hak watawasow bishobri.

Iman tanpa adanya perbuatan yang sesuai dengan keimanan tersebut ibaratnya seperti pohon yang tidak punya cabang daun apalagi bunga dan buah, dia seperti sebuah tunggak atau tungkul kayu yang telah di potong, kalupun hidup akan segera mati bila tidak terslamatkan, bila terslamatkan dia akan bersemi kembali dan akan kemali rimbun. Dan perbuatan yang indah akhlak yang baik tetapi tidak di dasari dengan iman maka dia seperti ranting dan daun beserta buahnya yang tidak ada pangkalnya tidak ada akar dan batang yang pasti akan mati layu buahnya pun akan busuk, daunya akan berguguran dan semua akan bercerai berai.

Analogai diatas tidaklah banyak memberi wakil tentang makna dan eksistensi iman itu sendiri atau bahkan banyak mengandung ketidak sesuaian, terdapat beribu analogi yang mampu mewakili, itu hanyalah analogi dari seorang hamba yang masih berusaha menyemai imannya yang mudah-mudahan semaian iman itu mampu tumbuh dan berkembang karna kapasitas akalnya yang masih sekedar mampu menyemai keimanan dengan analogi yang sangat sederhana diatas. wallahua'lam bishowab.
Read More »

Cerita Renungan - Sholatnya Wanita



Apakah wanita lebih baik bershalat di masjid ataukah di rumah?
Sebagian ulama berpandangan, wanita selalu lebih baik bershalat di rumah. Sebagian lainnya berpandangan, ada kalanya wanita lebih baik bershalat di masjid. Masing-masing memiliki dasar. Mana yang dasarnya lebih kuat?

Bagi yang berpandangan bahwa wanita selalu lebih baik bershalat di rumah
dasarnya adalah sebuah hadits hasan yang mengisahkan bahwa Ummu Humaid datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah! Aku senang bershalat bersamamu.” Beliau menjawab, “Aku tahu itu, tetapi shalatmu di kamar tidurmu lebih baik daripada shalatmu di kamar yang lain. Shalatmu di kamar yang lain lebih baik daripada shalatmu di tempat lain di rumahmu [termasuk teras dan halaman]. Shalatmu di rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu. Dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjid umum.” (HR Ahmad)

Bagi yang berpandangan bahwa wanita ada kalanya lebih baik bershalat di masjid
Dasarnya lebih kuat, yaitu sebuah hadits shahih yang menyebut sabda Rasulullah saw, “Siapa pun yang pergi ke masjid untuk suatu keperluan, maka itulah bagiannya.” (HR Abu Daud, hadits no. 472)
Jika tujuan wanita pergi ke masjid hanya untuk shalat [seperti Ummu Humaid], lebih baik baginya bershalat di rumah saja. Lain halnya jika tujuan ke masjid [di samping untuk bershalat] adalah untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dibaca imam dengan bagus, mendengar ceramah setelah shalat, mendengarkan khutbah Jum’at, atau menemui wanita-wanita muslimah [atau bahkan pria-pria muslim] lainnya agar mereka dapat saling menolong dalam kebaikan.
Sebenarnya, kaum wanita jarang sekali mendapatkan kesempatan baik seperti itu karena mereka sering disibukkan oleh kehamilan, melahirkan, menyusui, mengasuh anak, dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya. Jadi, jika seorang wanita pergi ke masjid untuk melaksanakan salah satu kepentingan di atas, kepergiannya itu adalah untuk mendapatkan kebaikan dan keutamaan. (Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, Jilid 3, hlm. 39)

Dalam hadits lain, Aisyah radliyallahu 'anha mengabarkan : "Mereka wanita-wanita Mukminah menghadiri shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan berselimut dengan kain-kain mereka. Kemudian para wanita itu kembali ke rumah-rumah mereka hingga mereka (selesai) menunaikan shalat tanpa ada seorangpun yang mengenali mereka karena masih gelap." (HR. Bukhari 578)

Hadits dari Abi Qatadah Al Anshari radliyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya aku berdiri untuk menunaikan shalat dan berkeinginan untuk memanjangkan shalat itu. Lalu aku mendengar tangisan bayi maka akupun memendekkan shalatku karena khawatir (tidak suka) memberatkan ibunya." (HR. Bukhari 868, Abu Daud 789, Nasa'i 2/94-95 dan Ibnu Majah 991)

Abu Muhammad bin Hazm rahimahullah dalam Al Muhalla-nya menyatakan : "Tidak halal bagi wall wanita dan tidak juga bagi majikan budak wanita untuk melarang keduanya menghadiri shalat berjamaah di masjid jika diketahui bahwa mereka memang hendak shalat. Dan tidak halal bagi mereka (kaum wanita) untuk keluar dalam keadaan memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian yang indah (mewah). Bila si wanita melakukan hal demikian maka hendaklah dicegah." (Al Muhalla 2/170)

Pendapat Aisyah radliyallahu 'anha dan Bimbingannya
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan ucapan Aisyah radliyallahu 'anha :
"Seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sempat menemui apa yang diada-adakan oleh para wanita (saat ini) niscaya beliau akan melarang mereka sebagaimana dilarangnya wanita-wanita Bani Israil." (HR. Bukhari hadits 869 dan dikeluarkan juga oleh Muslim 445)

Musthafa Al Adawi berkata : "Bila tidak dijumpai adanya sebab yang dapat menghalangi keluarnya wanita menuju ke masjid maka wajib bagi suami untuk mengizinkannya karena adanya larangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari mencegahnya. Wallahu a'lam." (Jami' Ahkamin Nisa' 1/279)
Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini Al Atsari hafidhahullah dalam kitabnya, Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 72-74) setelah membawakan hadits yang artinya : "Bila istri salah seorang dari kalian meminta izin untuk ke masjid maka janganlah ia mencegahnya."

Dalam riwayat Muslim disebutkan : Salah seorang rawi bertanya kepada Amrah binti Abdirrahman (murid Aisyah yang meriwayatkan hadits ini darinya) : "Apakah para wanita Bani Israil dilarang ke masjid?" Amrah menjawab : "Ya, adapun hal-hal baru yang diperbuat para wanita Bani Israil diantaranya memakai wangi-wangian, berhias, tabarruj, ikhtilath, dan kerusakan-kerusakan lainnya."
Berkata Syaikh Abdullah Al Bassam dalam kitabnya, Taudlihul Ahkam (2/283) : [Terhitung wangi-wangian adalah sesuatu yang semakna dengannya berupa gerakan-gerakan yang dapat mengundang syahwat seperti pakaian yang indah, perhiasan, dan dandanan. Karena aroma si wanita, perhiasan, bentuknya, dan penonjolan kecantikannya merupakan fitnah baginya dan fitnah bagi laki-laki.
Bila si wanita melakukan hal demikian atau melakukan sebagiannya, haram baginya untuk keluar berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu (telah disebutkan di atas, pent.) dan hadits dalam Shahihain dari Aisyah radliyallahu 'anhuma, ia berkata: "Seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat apa yang dilakukan para wanita sebagaimana yang kita lihat niscaya beliau akan melarang mereka ke masjid."

Dituntunkan kepara para wanita yang hadir dalam shalat berjamaah di masjid untuk bersegera kembali ke rumah setelah menunaikan shalat. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radliyallahu 'anha : "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunaikan shalat shubuh ketika hari masih gelap. Maka para wanita Mukminah berpaling (meninggalkan masjid) dalam keadaan mereka tidak dikenali karena gelap atau sebagian mereka tidak mengenali sebagian lainnya." (HR. Bukhari 872)

Hindun bintu Al Harits berkata bahwa Ummu Salamah --istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam-- menceritakan padanya tentang para wanita di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Apabila mereka telah mengucapkan salam dari shalat fardlu, mereka berdiri meninggalkan masjid sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta para pria yang ikut shalat tetap tinggal selama waktu yang dikehendaki Allah. Maka apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, para pria pun ikut berdiri." (HR. Bukhari 866)

Dalam riwayat lain dari Ummu Salamah juga, ia berkata : "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila telah selesai salam (dari shalat) beliau tinggal sejenak di tempatnya (sebelum berdiri meninggalkan masjid, pent.)." (HR. Bukhari 849)

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata : "Jika pria dan wanita hadir bersama imam (dalam shalat berjamaah) maka disunnahkan bagi sang imam dan jamaah pria agar tetap tinggal di tempat (selesai menunaikan shalat) sekadar imam berpendapat bahwa jamaah wanita telah meninggalkan masjid ... ." (Al Mughni 2/560)

Sebaik-Baik Shaf Wanita
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abi Hurairah radliyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sebaik-baik shaf pria adalah shaf yang pertama dan sejelek-jelek shaf pria adalah yang paling akhir. Sebaik-baik shaf wanita adalah yang paling akhir dan sejelek-jeleknya yang paling depan." (HR. Muslim nomor 440, Nasa'i 2/93, Abu Daud 678, Tirmidzi 224 dan ia berkata : "Hadits hasan shahih." Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits ini nomor 1000)


Beliau rahimahullah berkata juga dalam Al Majmu' 4/301 : "Telah kami sebutkan tentang disunnahkannya memilih shaf pertama kemudian sesudahnya (shaf kedua) kemudian sesudahnya sampai shaf yang akhir. Hukum ini berlaku terus-menerus bagi shaf pria dalam segala keadaan dan juga bagi shaf wanita yang jamaahnya khusus wanita, terpisah dari jamaah pria. Adapun jika kaum wanita shalat bersama pria dalam satu jamaah dan tidak ada pemisah/penghalang diantara keduanya, maka shaf wanita yang paling utama adalah yang paling akhir berdasarkan hadits Abi Hurairah radliyallahu 'anhu"

Bolehnya Wanita Shalat Sunnah di Masjid
Sebagaimana wanita dibolehkan untuk shalat berjamaah di masjid, dibolehkan pula baginya untuk melakukan shalat sunnah di masjid selama aman dari fitnah dan terpenuhi syarat-syarat yang ditetapkan. Hal ini berdalil dengan riwayat Imam Bukhari dalam Shahih-nya dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu. Anas berkata : Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid, tiba-tiba beliau mendapatkan seutas tali terbentang diantara dua tiang (masjid). Maka beliau bersabda : "Tali apa ini?" Para shahabat menjawab : "Tali ini milik Zainab. Bila ia merasa lemah (dari melaksanakan shalat sunnah, pent.) ia bergantung dengan tali ini." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Jangan, putuskan tali ini! Hendaklah salah seorang dari kalian shalat dalam keadaan ia bersemangat maka kalau ia lemah hendaklah ia duduk." (HR. Bukhari hadits 1150, dikeluarkan juga oleh Muslim, Abu Daud 1312, Nasa'i, dan Ibnu Majah 1371)


-------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya sudah menikah lebih kurang 20 tahun dan istri saya tersebut mau mendengar perintah dan larangan saya sebagai suaminya. Tapi satu larangan saya yang istri saya tidak mau tinggalkan adalah shalat berjamaah di masjid. Dia tidak mendengar larangan saya, padahal kaum wanita lebih baik shalat di rumah daripada shalat di masjid.
Yang ingin saya tanyakan:
1. Bagaimana hukum saya melarang istri saya shalat berjamaah di masjid?
2. Bagaimana hukum istri saya karena melanggar larangan suaminya untuk tetap shalat berjamaah?
3. Bagaimana hukum saya menceraikan istri saya karena alasan tersebut di atas?

Jawaban Ustadz Dr. Rusli Hasbi, MA:
Pada zaman Rasulullah, perempuan tidak pernah dilarang untuk shalat di masjid. Rasulullah SAW bahkan bersabda yang artinya: “Janganlah kalian menghalangi hamba-hamba Allah yang perempuan (pergi) ke masjid-masjid Allah!” (HR Bukhari)
Larangan tersebut datang pada masa sahabat (setelah zaman Rasulullah SAW) karena kepergian mereka ke masjid dinilai menimbulkan fitnah. Di antara sahabat Nabi yang melarang perempuan pergi ke masjid adalah Umar bin Khattab. Tetapi, istri beliau sendiri (Atikah, atau ‘Antiqah) justru tidak mau mendengar larangan suaminya. Alasan Atikah adalah bahwa Rasulullah saja tidak melarangnya. Kesimpulannya: suami tidak boleh melarang istrinya pergi ke masjid selama tidak timbul fitnah karenanya. Kalau kepergiannya menimbulkan fitnah, maka dia harus melarangnya tidak hanya ke masjid tapi ke manapun.
Hadis yang mengatakan bahwa shalat di rumah bagi perempuan lebih baik daripada shalat di masjid harus dilihat dalam konteks adanya fitnah. Demikian pula hadis bahwa sebaik-baik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam (tersembunyi) dari rumahnya. Kita harus melihatnya dalam wacana terjadinya fitnah, baik fitnah yang berkaitan dengan tingkah laku, suara, pakaian, dan lain-lain. Selama tidak ada fitnah, perempuan lebih utama shalat fardhu di masjid-masjid daripada di rumah-rumah.
Jadi, istri Anda bukan melanggar larangan suaminya, tetapi dia mengikuti ajaran Rasulullah untuk shalat berjamaah di masjid.
Aneh bin ajaib, istri dilarang pergi ke masjid sedangkan mereka tidak dilarang ke mal, ke undangan, ke rumah tetangga, dan sebagainya yang berpotensi menimbulkan fitnah yang lebih besar daripada fitnah karena kepergian mereka ke masjid.
Menceraikan istri karena melanggar larangan pergi ke masjid tidak diperbolehkan. Sahabat Rasulullah SAW tidak ada yang menceraikan istri mereka karena mereka (istri-istri) tetap ke masjid walaupun dilarang. Wallahu Ta’ala a’lam.
Rusli Hasbi

***

Pertanyaan lanjutan:
Saya mau melanjutkan pertanyaan. Di masjid tempat istri saya melakukan shalat, cara shalatnya menurut saya salah. Alasannya, di masjid tersebut proses pelaksanaan shalatnya cepat (tidak khusyu’). Proses pelaksanaan shalat Jumat juga salah. Waktu khutbah sampai 30 menit sedangkan shalat Jumatnya lebih kurang 5 (lima) menit.
1. Apakah larangan saya ke istri saya untuk ke masjid tetap salah (dilarang)?
2. Apakah hukumnya terhadap istri saya apabila dia tetap melanggar perintah saya?

Terima kasih banyak atas jawaban yang ustadz berikan.
Jawaban Ustadz Dr. Rusli Hasbi, MA:
Melarang istri pergi ke masjid bertentangan dengan agama karena Rasulullah sudah melarang kita melakukannya (melarang perempuan pergi ke masjid). Istri yang melanggar larangan suaminya ke masjid tidak berdosa selama dia semata-mata melakukannya untuk mengamalkan perintah Allah dan rasul-Nya, seperti shalat berjamaah, taklim, dan lain-lain. Kalau kondisi shalat di masjid tersebut adalah yang seperti yang Anda jelaskan, maka yang harus dilakukan adalah menghidupkan taklim di masjid tersebut atau di tempat lain agar pengurus dan jamaahnya memahami pelaksanaan shalat yang benar.
Dengan kata lain, kalau Anda melihat pelaksanaan shalat di masjid “salah”, maka langkah yang diambil bukan melarang istri ke masjid tetapi berdakwah untuk menyelamatkan semua jamaah termasuk istri Anda. Wallahu Ta’ala a’lam.

Sumber
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=1018
http://www.perpustakaan-islam.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=65
http://salatsmart.wordpress.com/2008/07/06/konsultasi-melarang-istri-ke-masjid/
Read More »